Sabtu, 30 April 2011

MUTIARA AIR LAUT

Para ahli menyarankan menggunakan sejumlah pengujian terhadap mutiara anda untuk menentukan kemungkinan palsu.
Pertama : Letakan mutiara dimulut anda dan gosok atau gigit dengan lembut ( hati-hati dalam melakukanya karena mutiara dapat tertelan) jika terasa licin, berarti itu palsu. Kedua : Letakan ditelapak tangan dan timbang-timbanglah, mutiara yang asli akan terasa berat sedangkan yang palsu ringan kecuali mutiara palsu tersebut terbuat dari butiran kaca.Ketiga : Apabila mutiara tersebut telah berlobang , anda dapat mengunakan kaca pembesar dan lihat di pingiran lobang tersebut apabila mutiara asli pingiranya terlihat halus dan tajam sedangkan yang palsu akan terlihat kasar dan tidak rata.Keempat : Bisa juga dengan membakarnya jika meleleh jelas itu palsu mutiara asli tidak terbakar khusus mutiara air tawar dia akan seperti kesan terbakar namun tidak meleleh. Kelima : Amatilah mutiara anda apakah ada garis / belangnya , kebanyakan mutiara yang asli mempunyai sedikitnya satu garis / belangnya, yang palsu samasekali tidak cacat atau mulus.Keenam : Mutiara yang asli jauh lebih mahal dari yang palsu. Sedangkan perbedaan Mutiara Budidaya (Caltured Pearl) atau Mutiara alami (Nature Pearl) terletak pada cara mendapatkanya dengan kata lain keduanya asli namun cara mendapatkanya berbeda , kalau mutiara budidaya jelas karena dikembang biakan oleh manusia atau mutiara didapat karena campur tangan manusia yaitu dengan jalan memasukan butiran kecil (nucleating) kedalam organ gonad***kerang hidup sehingga lambat laun tubuh kerang tersebut melakukan reaksi dengan mengeluarkan semacam lendir** membungkus butiran yang dimasukan tadi selama bertahun-tahun sehingga butiran kecil tadi menjadi mutiara yang semakin lama semakin membesar.
Sedangkan mutiara alami didapat dari kerang di alam bebas dan saat ini mutiara alami sangatlah jarang karena kelangkaanya. Karena setiap kerang hidup di alam bebas belum tentu ada mutiaranya karena proses masuknya benda asing dalam tubuh kerang tidak dilakukan oleh manusia boleh jadi masuknya benda asing tersebut seperti pasir atau benda lain yang secara tidak sengaja masuk dalam kerang tersebut dan terjadilah proses terjadinya mutiara.
Cara merawat Mutiara
-Hindari bersentuhan dengan Parfum Kosmetik dan bahan-bahan kimia (asaman /alkalin)
-Hindari mandi dengan mengenakan mutiara karena air panas akan mempengaruhi kecemerlangan (Luster) dari mutiara.
-Tempatkan mutiara kedalam tempat dari bahan yang lembut seperti sutra atau bludru untuk menghindari goresan dari benda benda yang kasar.
-Jangan menempakan mutiara dalam temperatur tinggi atau sinar matahari langsung karena akan mempengaruhi “luster”nya.
-Jangan Menempatkan mutiara dalam kotak atau tempat bekas bedak atau platik yang rapat karena akan mempengaruhi kilaunya , lebih baik sedikit ada ventilasinya.
-Jangan sampai mutiara bersentuhan dengan minyak karena komponen utama mutiara adalah Kalsium karbonat, jika cairan asam mutiara akan pudar kilaunya.
- Pergunakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk membersihkan mutiara dengan menggunakan sabun yang netral (contohnya Klerak kalau dijawa), setelah bersih masukan dalam air bersih dan seka dengan handuk yang lembut kemudian keringkan dengan cara menganginkannya.
KECEMERLANGAN KILAUAN )Karakter khusus pada mutiara atau keindahan dari mutiara asli ( yang alami atau yang budidaya) adalah kilaunya (luster). Berkilaunya mutiara adalah adalah penting pada saat memilih mutiara, kilaunya harus benar-benar cerah tidak buram. Tanpa kilau mempengaruhi tingkatan dalam mutiara tidak, perduli betapa bagus warnanya atau sempurna bentuknya. Karena South Sea Pearl (seperti mutiara yang dibudidaya di Lombok termasuk katagori south sea pearl) mempunyai lapisan “nacre” yang berkilau kesusuan /creamy dan tercatat sebagai mutiara yang mempunyai kilauan yang lembut dan yang membuat nilainya sangat tinggi.

Jumat, 29 April 2011

Kecantikan Kupu-kupu

Kecantikan kupu-kupu banyak memberikan inspirasi. Tak hanya kupu-kupu hidup yang kepompongnya bernilai mahal, bisnis kupu-kupu palsu pun tak kalah serunya dalam menjaring laba.

Di Kota Malang tepatnya dikawasan Tepus Kaki, banyak ditemukan perajin pembuat miniatur hiasan kupu-kupu yang banyak memanfaatkan sampah bola bulu tangkis (shuttlecock).

Adalah Titik Murtini salah seorang perajin pembuat kupu-kupu buatan (bros dan asesoris), memulai usaha kerajianan kupu-kupu buatan sejak tahun 2004 lalu. Ia terbilang cukup berhasil mengembangkan bisnis ini hingga produk kupu-kupu buatannya mampu menembus pasar ekspor.

Ide kreatif ini tidak hanya menghasilkan kepuasan batin sendiri bagi sang kreatornya, namun bisa juga mendatangkan rupiah yang menjanjikan.

Awalnya tidak ada yang menyangka sampah shuttlecock yang dibuang sia-sia justru bisa diolah menjadi produk-produk yang indah dan memiliki nilai tambah yang tinggi bahkan berdaya saing ekspor di pasar internasional.

Hingga kini setidaknya produk kupu-kupunya sudah melanglang buana ke seantero dunia, mulai dari pasar Eropa, Amerika, Asia. Misalnya saja untuk pasar Amerika produk kupu-kupunya cukup laris di Kolombia, Meksiko, untuk Asia cukup diminati di Thailand, Malaysia. Harga yang dijual pun cukup kompetitif dan terbilang murah misalnya untuk pasar Eropa ia menjual untuk satu kupu-kupu buatannya hanya 1 euro.

"Produk saya ini sudah keliling dunia," kata Lilik kepada detikFinance akhir pekan lalu.

Pasar ekspor adalah awal produksnya dikenal. Ketika itu beberapa rekannya yang ke luar negeri membawa contoh produk kupu-kupunya. Alhasil, respons pasar cukup mencengangkan, semua produknya ludes terjual.

Mulai dari situlah ia mulai percaya diri untuk ekspansi ke pasar-pasar lainnya seperti Amerika di Meksiko dan Kolombia. Tak tanggung-tanggung, Lilik bukan hanya mendapat keuntungan menjual kupu-kupu, namun status mendapat menantu kebangsaan Meksiko pun diraihnya.

Mantan karyawan disain interior ini, terus mengembangkan usahanya dengan membuat terobosan-terobosan baru, misalnya mencari bahan baku alternatif dan mengembangkan bentuk-bentuk miniatur hiasan di luar kupu-kupu. Hasilnya, sangat luar biasa, para pembeli semakin tertarik dengan produknya.

"Saya juga kembangkan diluar suttlecock, dari daun juga, stocking, kain perca. Selain kupu-kupu, semua serangga dan binatang saya buat, capung, burung ,kelelawar dan lain-lain," jelasnya.

Bicara soal hitungan-hitungan modal, terjun ke bisnis ini sangat menjanjikan, selain modal yang kecil dengan hasil menjanjikan, juga produk-produknya cukup tahan lama. Lilik menjelaskan, dari modal satu karung limbah suttlecock yang harga satu karungnya hanya Rp 50.000 bisa ia sulap menjadi 3000 buah kupu-kupu buatan dengan berbagai ukuran.

Harga satu buah kupu-kupu buatannya dihargai Rp 750-Rp 1.000 per buah. Jika dikali 3000 maka setidaknya uang Rp 2,5 juta sudah ditangan dengan dipotong biaya pewarnaan dan komponen lainnya.

Meskipun untuk jenis ukuran tertentu dan untuk keperluan khusus seperti souvenir perkawinan, ia pasang harga lebih tinggi dengan rentang harga Rp 2.500 sampai Rp 15.000 untuk ukuran besar.

"Setiap bulannya saya mampu produksi 30.000 sampai 50.000, saya dibantu 20 karyawan saya. Kalau kelebihan order saya beli dari trader atau perajin lain," ucapnya.

Meskipun masuk dalam katagori industri rumahan, omset yang ia raup dari kerajinan bros dan asesoris kupu-kupu cukup besar, setidaknya setiap bulan minimal ia bisa mengantongi omset mencapai Rp 50 juta.

"Tantangan sekarang ini, karena di Malang sudah banyak, sehingga banyak perajin yang menjatuhkan harga," keluhnya.

Lilik mengakui meskipun saat ini terjadi krisis, permintaan produknya tidak menyurut, dari total produksinya hampir 35% ia ekspor ke pasar internasional sedangkan 65% ia lempar ke pasar dalam negeri. Dengan jujur ia mengatakan pasar dalam negeri belum tergarap semuanya khususnya di luar Pulau Jawa.

"Pasar di luar Jawa masih sangat potensial, ini sebenarnya peluang," katanya.

Sabtu, 09 April 2011

My Activity

Kalau dibilang sih secara jelas dan lengkap tentang aktivitas kami, banyak sekali. Tapi disini saya menguraikannya dengan singkat saja. Dimulai dari bangun pagi, kami harus bangun pagi sebelum adzan disitulah kami melaksanakan kegiatan seperti nyuci, mandi, nyetrika, dan kegiatan lainnya. Dan kalau sudah adzan kami melaksanakan sholat subuh, setelah itu kami bersiap-siap beresin tempat tidur dan sarpan pagi. Setelah sarapan pagi barulah ada yang namanya MI (Morning Inspection) yaitu dimana ummi asrama (umi Windi) akan memeriksa lemari, tempat tidur dan kebersihan kamar. Setelah MI kami berbaris dan pergi kesekolah dan melaksanakan proses belajar sebagaimana teman-teman yang sekolah diluar. Dan tepat pada waktu makan siang, kami makan siang disusul dengan sholat dzuhur, kami melaksanakan sholatnya Id tempat yang merupakan tempat terfavorit kami yang namanya SCH (Student Center Hall) dimana tempat kami melaksanakanperkumpulan, acara tertentu, sholat, belajar, dan kegiatan lainnya.
Setelah sholat dzuhur, kami kembali melaksanakan kegiatan belajar seperti biasa sampai 16.30. Pada jam itu juga kami melaksanakan yang namanya BCT (Bass Class Time) dimana waktu itu kami gunakan untuk mencurahkan segala unek-unek kami, masalah kami, dan masalah dikelas saat belajar. Menurut saya jam ini merupakan jam yang menyenangkan, karena bisa curhat kepada guru secara langsung.
Setelah BCT, kami sholat ashar dan mendengarkan ceramah dari teman keteman yang ada pada jadwal hari tersebut. Setelah sholat ashar barulah kami bisa melaksanakan kegiatan bebas kami seperti nyuci, nyetrika dan sebagainya.
Tepat pada jam 18.00 – 19.30 kami melaksanakan sholat magrib dan mengaji di Aula RAM. Kemudian makan malam ddan disusul dengan sholat isya dan dilanjutkan dengan vocabulary yang disampaikan oleh abi atau umi kami di asrama. Dan setelah itu kami belajar wajib di SCH dari 20.30 -22.00, lebih dari itu kami boleh belajar bebas tempat seperti, sekolah, kelas, dan tempat lainnya yang masih dalam keadaan baik dan terjaga. Tepat pada 23.00 kami harus istirahat dan bangun tepat waktu pada pukul 05.00 pagi dan melaksanakan activitas seperti biasa.
Kalau dipikir-pikir sih susah ya jalaninya, tapi kalau dah terbiasa enak kok. Bahkan rasanya gak tenang kalau gak dikerjakan suatu aktivitas.